Masakan dan kue tradisional sudah banyak sekali dibahas dan disajikan resepnya baik dalam sebuah web atau artikel di media cetak, namun untuk cemilan atau makanan ringan tradisional yang jarang sekali disuguhkan, bahkan hampir punah pada saat ini karena sudah tergantikan oleh penganan yang lebih modern dan beraneka ragam pilihan.
Saya ingin membahas kenangan dan kesan cemilan khas yang selalu hadir dalam momen istimewa seperti Hajatan, Hari Raya atau Kumpulan Keluarga di Keluarga Besar saya.
Cemilan khas andalan saya yang dirasa Indonesia banget dan unik, yaitu;
1. Sasagon (Kue Sagon) ; cemilan yang terbuat dari tepung beras yang ditumbuk atau digiling halus, setelah itu disangrai (digoreng tanpa minyak diatas wajan panas) dengan parutan kelapa muda dan gula pasir, makanan ini disajikan pakai piring kecil dengan sendok kecil pula, karena bentuknya seperti tepung jangan sekali-kali ketika makan sasagon ini sambil bicara atau sambil bersin, bisa-bisa sasagon akan terbang dari mulut, makan sagon ini enaknya sambil ngumpul bareng keluarga atau teman.
Sasagon ini sudah dikemas jadi kue yang lebih simpel jadi sagon bakar, yang bentuknya seperti kue lainnya, tidak serbuk lagi, malah ada yang dimodifikasi keju, namun keluarga kami tetap mempertahankan sasagon yang serbuk itu, karena itu adalah resep dari leluhur yang harus dilestarikan turun temurun.
2. Kue Saroja (Kembang Goyang) ; Kue ini terbuat dari tepung beras juga, yang adonannya adalah Tepung beras, sagu, air, bumbu dan perasa masin atau asin, cara buatnya cetakan dari alumunium berbentuk kembang goyang dicelupkan ke minyak panas dalam wajan lalu celupkan ke adonan yang sudah diaduk rata, celupkan kembali ke wajan berisi minyak banyak yang panas, lepaskan kue dari cetakan dan goreng sampai kuning kecoklatan.
Kue Saroja ini renyah dan garing, untuk cemilan sehari-hari sebagai teman ngopi atau nge-teh, bisa juga buat krupuk dan suguhan buat tamu, rasanya ada yang asin juga manis.
3. Peuyeum Ketan (Tape Ketan Hitam) ; Sajian yang unik dan segar terbuat dari Beras ketan hitam yang dicuci bersih, ditanak setengah matang, setelah itu dianginkan dan ditaburi ragi bubuk secukupnya, ditutup dalam wadah rapat dan disimpan selama dua atau tiga hari untuk difermentasikan, jika sudah waktunya disajikan biasanya manis rasanya dan segar, air dari peuyeum ketan ini suka dipakai ibu-ibu habis melahirkan untuk menyempitkan lagi peranakannya yang mengembang.
Penganan ini enak disantap bersama es atau campuran puding, bisa juga dimakan begitu saja.
Sasagon, Kue Saroja dan Peuyeum Ketan sudah menjadi sajian wajib dihari raya oleh keluarga kami di Bandung, walau banyak penganan lain yang lebih modern juga lebih praktis, kami tetap menyajikan ketiga cemilan ini, karena ini adalah tradisi dari nenek moyang dan kami tak ingin melupakan ciri khas yang sudah tertanam, utamanya jelas cinta Indonesia, dan tamu-tamu yang datang justru seringnya menanyakan tiga cemilan ini walau banyak kue modern disajikan, mereka bilang sasagon, saroja dan peuyeum ketan sudah langka dan susah ditemukan ditiap rumah, makanya yang sudah biasa pada namu kerumah yang ditanya duluan pasti tiga hidangan ini.
Saya sampai kapanpun akan mempertahankan tradisi ini, untuk menghargai leluhurku juga Bangsaku Indonesia.
Sumber : http://paprika.blogdetik.com/2011/09/23/melestarikan-cemilan-tradisional/
Tags
Arikel
Posting Komentar